Waktu bergerak cepat seperti anak panah melesat dari busurnya dan hal ini berlangsung pada semua kehidupan manusia, termasuk Sean Gelael, yang memasuki usia 28 tahun pada 1 November 2024.
Pada tanggal itu, pebalap profesional itu sedang berada di Bahrain untuk mengikuti sesi penentuan posisi pole kejuaraan FIA WEC 2024, dan keesokan harinya pada 2 November ia berlaga pada perlombaan selama delapan jam itu.
Kejuaraan dengan tajuk Bapco energies 8 hours of Bahrain itu berlangsung 31 Oktober – 2 November 2024, merupakan putaran akhir musim kejuaraan FIA WEC 2024.
Muhammad Sean Ricardo Gelael yang lahir di rumah sakit bersalin Puri Cinere, Jakarta Selatan, pada 1 November 1996, sudah tidak asing lagi dengan sirkuit Sakhir di Bahrain, karena dalam karir balapnya, hampir setiap tahun ia berlaga di sirkuit itu.
Sekedar mengingatkan, sebelum mengikuti kompetisi FIA WEC, Sean Gelael tampil dalam kejuaraan Formula 2 (F2) selama empat tahun, pada2016, 2017, 2018, dan 2020. Jika dihitung dari ajang GP2 Series pada 2016, maka Sean telah mengikuti kompetisi F2 selama lima tahun.
Nah, balapan F2 2020 di Sakhir merupakan yang terakhir bagi Sean Gelael. Tepatnya pada 6 Desember 2020, ketika pada laga Sprint F2, Sean finis di posisi 17, satu urutan lebih baik dibanding dengan Mick Schumanger – yang ketika itu tampil sebagai juara.
Sekali lagi, sekedar mengingatkan, di sirkuit itu pada 7 April 2018, Sean Gelael pernah menyalip 12 pebalap pada laga kelas Feature Race dan ia finis di posisi ke-7.
Sean yang ketika itu didukung Pertamina Prema Theodore Racing dan Jagonya Ayam KFC Indonesia, memulai balapan dari posisi ke-19, namun mampu finis di posisi ketujuh sekaligus meraup enam poin. Rekan setim Sean, ketika itu masih berusia 21 tahun, Nyck De Vries asal Belanda, gagal menembus posisi tiga besar dan bercokol di tangga ketiga.
Apa yang terjadi pada musim 2021 di Bahrain?
Tepatnya pada 6 November 2021, walau sudah berusaha keras bahkan menjadi top performer bagi tim JOTA #28 pada balapan terakhir, Sean Gelael tampil sebagai runner-up kelas LMP2 FIA World Endurance Championship (WEC) 2021.
Seri pamungkas WEC, 8 Hours of Bahrain ini diharapkan menjadi saksi lahirnya juara LMP2 dari Indonesia. Ketika itu, Sean dan JOTA #28 masih berpeluang menjadi juara karena hanya berselisih lima poin dari pimpinan klasemen, WRT #31. Ketika itu Sean didampingi rekan setimnya Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist.
Niat tampilnya jawara dari Indonesia akhirnya terwujud pada 12 November 2022, ketika Sean Gelael dan tim WRT#31 yang baru dinaunginya sukses menjadi juara seri penutup balapan ketahanan FIA World Endurance Chamiponship (WEC) 2022 di Bahrain. Rekan setimnya ketika itu adalah Robin Frijns dan Rene Rast dan mereka turun di kelas LMP2.
“Saya bahagia karena tiga hal, menang di Bahrain, menang tiga kali secara total, dan khusus pribadi kembali jadi runner-up kelas LMP2,” ujar Sean Gelael ketika itu.
Pada 4 November 2023, Team WRT benar-benar mewujudkan pesta. Sayangnya bagi Sean dan WRT 31, kemenangan yang sudah di depan mata hilang gara-gara masalah menjelang finis lomba 8 Hours of Bahrain, kendati mobil setim nomor 41 jadi juara umum LMP2.
Sean yang didampingi Habsburg dan Frinjs mengalami masalah ketika ban kiri depan mobil mereka sulit dilepas sehingga butuh waktu untuk mengeluarkannya dan berakibat WRT 31 keluar pit di posisi dua di belakang 41.
Hingga finis, WRT 31 yang sangat layak jadi pemenang itu mesti rela melihat saudara mereka, WRT 41, menang dan sekaligus mengukuhkan diri sebagai tim terbaik LMP2 2023.
“Idealnya memang kami menang dan WRT 41 finis di belakang kami namun mereka jadi juara LMP2. Tapi itulah balapan. Tetap bangga dengan hasil ini,” kata Sean.
Balapan dan HUT
Ada cerita khusus tentang balapan dan hari ulang tahun yang dialami Sean Gelael, baik mengenai HUTnya mapun HUT orangtuanya.
Salah satunya, ketika pebalap jangkung itu merayakan HUT ke-22, ia bermain gokart bersama Nick de Vries di Sirkuit gokart Sentul .
Pada 2 November 2018, Sean secara khusus merayakan HUTnya bersama rekan satu timnya di Pertamina Prema, Nick de Vries dari Belanda di Sentul International Karting Circuit, Bogor.
Selain de Vries, ada juga dua rekan pembalap F2 lainnya. Mereka bermain gokart tidak sekadar untuk melemaskan otot dan persendian.
“Bermain sekaligus berlatih. Kan dulu saya pegokart dan ini merupakan basic dari balapan mobil,” kata Sean ketika itu. Sean faham sekali, bahwa untuk menjadi atlet pro itu soko gurunya adalah berlatih dan berlatih dan berlomba.
Sean bila berteman selalu akrab, baik di bidang olahraga otomotif mau pun bidang lainnya. Tak heran bila De Vries merasa persahabatannya dengan Sean Gelael tetap akrab dan hangat.
Buktinya, ketika De Vries datang ke Jakarta untuk mengikuti balapan Jakarta E-Prix, pada 3 Juni 2022, ia menyempatkan bertanding ke rumah Sean.
“Saya punya teman di sini (Jakarta), Sean Gelael, dan saya bermain ke rumahnya sebelum lomba,” kata pebalap juara bertahan FE yang ketika itu berusia 27 tahun. Beberapa pebalap asing lainnya beberapa kali pernah berkunjung ke kediaman Sean Gelael.
Nah, sebelum lupa, pada 2017, Sean yang berusia 21 tahun membalap di ajang F2 bersama tim Pertamina Arden, merayakan HUTnya dengan sederhana tapi berkesan.
Pebalap yang sempat tampil pada sesi latihan bebas pertama di GP F1 Meksiko pada 27/10/2017 itu, mendapat kue bermotif Batman serta hadiah khusus buku hadis.
Sean juga pernah menghadiahi ayahanda Ricardo Gelael yang berulang tahun dengan kado kemenangan dari Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand.
Ricardo Gelael yang berulang tahun ke-57 pada 13 Januari 2016 mendapat kado kemenangan puteranya pada laga ketahanan Le Mans Asia, juara pertama bersama rekan akrabnya Antgonio Giovinazzi dari Italia.
“Kemenangan perlu bagi seorang atlet, untuk lebih memacu passion dan semangatnya pada perlombaan berikutnya. Saya menilai teknis berlomba Sean semakin meningkat dan ketahanan mentalnya bertambah tinggi,” kata Ricardo ketika itu.
Masih tentang HUT, ketika bunda tercinta Rini Gelael berulang tahun Agustus 2024, Sean bersama keluarga dan karyawan di rumahnya, mengadakan syukuran dengan menggelar beberapa game khas 17-an
Ketika itu Sean memberi pesan kepada ibunda,”Semoga Mama panjang umur, makin bagus ibadahnya, dan makin jadi ibu dan istri yang baik buat Sean dan juga Papa. Bahagia selalu buat Mama.”
Sean Gelael dikenal sebagai pebalap rendah hati, mudah senyum dan berteman Ia seolah memiliki enerji positif yang memancar dari tubuhnya, dimana pun ia berada dan apa pun yang diucapkannya.
Coba baca apa yang dikatakannya ini; “Saya belajar banyak hal selama belasan tahun membalap. Mulai dari belajar disiplin dan bertanggung jawab, sampai bagaimana bekerja keras dan bekerja sama dengan tim. Saya mendapat pengalaman cara bekerja sistematis dan efisien, mengenali seluk beluk dunia motorsports mulai dari rally, gokart, hingga formula.”
Lantas, apa komentar ayahandanya Ricardo Gelael? Ini kalimat yang tetap relevan pada usia 28 tahun Sean, kendati diungkapkan dari hati nurani Ricardo tahun lalu.
“Usia seperempat abad, umumnya merupakan batas dimana seseorang harus dapat menentukan pilihan, mengambil keputusan, menjauhkan sikap ego dan terbuka terhadap kritikan orang.”
Itu penggalan nasihat ayahanda Ricardo Gelael terhadap puteranya Sean yang sudah sekitar 17 tahun berkiprah di olahraga keras adu kecepatan di lintasan, alias balap-membalap itu.
Ini tambahan petuah Ricardo pada puteranya itu:
Jauhkan rasa ego dan terbuka terhadap kritik. Karena itu semua akan menjadikan dia orang yang lebih baik. Dan selalu ingat, yang mengatakan kita baik, jelek atau lainnya adalah orang lain.”
Tidak pernah ada yang kekal di dunia ini. Makanya janganlah selalu mendongak ke atas tetapi harus juga menundukan kepala ke bawah dan terkadang orang-orang yang berada di bawah kita jauh lebih tulus.
Nasihat sang ayah, secara universal berlaku pada siapa pun, kapan pun, karena siratannya merupakan inti hakekat hidup di dunia fana ini.
Nasihat si ayah ini sepertinya amat membekas dalam pikiran Sean Gelael, yang masih terus menekuni karirnya dalam dunia balap membalap dan sehari setelah ulang tahunnya ia harus turun pada laga putaran akhir FIA WEC 2023 di Bahrain (2-4/11/23), ketika ia naik podium.
Motto Sean adalah : good, better, best, never let it rest. Til your good is your better, and your better is your best.
Proses kehidupan berjalan terus dan cobalah mencapai yang terbaik, itu kira-kira arti moto itu dan dari lubuk hati terdalam Sean pernah mengatakan bahwa dalam hidupnya ia ingin membahagiakan orang di sekelilingnya. Betapa mulia niat dalam lubuk hati itu.
Selamat ulang tahun ke-28 Sean. Semoga berjaya di Bahrain (ARL)