Menunggu Gebrakan Sean di Fuji Speedway 2023, Catatan A.R. Loebis

Sean Gelael ketika juara pada 6 Hours of Fuji pada 2022. (mr)

SEANGELAELDARIBALAPKEBALAP.com (Jakarta) – Jangankah pebalapnya, penonton saja sudah tidak sabar menantikan penampilan Sean Gelael di Fuji Speedway, tempat dimana ia naik podium sebagai juara pertama pada laga 2022.

Sean dan pendukungnya serta masyarakat Indonesia tentu berharap ia mengulang suksesnya itu. Sean dengan mantap mengatakan dalam live streaming ketika ia menang dalam laga bulu tangkis di Kyu Media Clash 3.0 , Sabtu (12/6/23), bahwa yang diharapkannya adalah keunggulan dalam laga di Fuji.

“Ada dua laga lagi yang harus dijalani dan dimenangi,” kata Sean sembari memegang medali juara bulu tangkis dari Menpora Ario Dito. Maksudnya dua laga itu adalah di Fuji dan Bahrain. Itu adalah kejuaraan yang dilakoninya sepanjang tahun ini, Kejuaraan FIA WEC 2023, bersama tim WRT 31.

Selain tampil sebagai juara di Fuji Speedway 2022, Sean juga pernah tampil di tempat sama pada 16 Oktober 2016 dan finis di urutan keempat.

Sean memang amat mendambakan podium di Fuji, seperti diungkapkanya pada 2016 bahwa ia belum puas dan ia merasa seharusnya ia bersama rekannya Antonio Giovinazzi dan Giedo Van Der Garde mendapatkan tempat di podium saat itu.  Niatnya itu tertebus pada 2022.

Nah, betapa bergelornya kejuaraan tahun 2022 di Fuji Speedway, dapat kita baca dan rasakan lewat berita di bawah ini:

Sean dan WRT Juara FIA WEC 2022 di Fuji Dalam Laga Fantastis

Tekad sekaligus janji yang diucapkan oleh Sean Gelael sebelum lomba akhirnya benar-benar terwujud pada Race 6 Hours of Fuji, Minggu (11/9), ketika tampil sebagai juara dalam laga yang menyuguhkan kehebatan Sean dan timnya WRT #31.

Sean yang dipercaya menjadi starting driver langsung melejit pada lomba putaran kelima FIA WEC di Fuji International Speedway tersebut. Start dari posisi 4 kelas LMP2, andalan Team Jagonya Ayam ini langsung memimpin lomba melewati tiga pebalap sekaligus.

Sean bukan hanya memimpin, bahkan langsung membuka jarak hingga tiga detik di depan Roberto Gonzalez (JOTA #38) yang ada di posisi dua. Sean mempertahankan kondisi itu hingga pit stop.

Saat pit stop, Sean tidak mengganti ban dan dampaknya ban belakang terdegradasi besar. Sean pun kesulitan, walau dia tetap ada di posisi dua saat berganti kemudi dengan Robin Frinjs.

Fondasi bagus yang dibuat Sean benar-benar dimanfaatkan oleh Robin. Pebalap Belanda itu memang masih ada di posisi dua, tapi dia mendekati Edward Jones (JOTA #28) walau belum bisa menyusulnya semata dia harus menahan performa ban. 

Tapi pit stop yang bagus dari kru WRT, di mana Robin dilayani tiga detik lebih cepat, membuat dia keluar di depan Jones.

Ketika sudah ada di depan, Robin memperlebar selisih waktu dari 5 detik, lalu 7, 10, 12, 14, 17, hingga sekitar 22 detik saat dia masuk pit dan diganti Dries Vanthoor. Pebalap Belgia pengganti Rene Rast itu bertarung dengan Jonathan Aberdein (JOTA #28) untuk P1. Gap memang berhasil dipangkas oleh Aberdein menjadi sekitar 1,5 detik sebelum pit stop untuk masing-masing, tapi lagi-lagi kerja pit yang bagus membuat Vanthoor keluar dan masuk ke trek sekitar empat detik di depan Aberdein.

Vanthoor memanfaatkan jarak itu untuk bahkan memperbesarnya lebih dari 14 detik hingga kendali berganti lagi ke Robin. Bahkan sebelum pit stop Aberdein disusul oleh Antonio Felix da Costa (JOTA #38).

Dengan kecepatan yang dimiliki seperti di penampilan awal, Robin mempertahankan posisi pertama itu sampai finis. Ini adalah kemenangan kedua WRT #31 setelah sukses serupa di Spa-Francorchamps, Belgia. Dan mereka pun jadi tim pertama yang bisa menang dua kali di musim ini. 

“Kami melakukan start yang bagus sampai bisa memimpin dan bertahan di posisi itu hingga finis. Kerja bagus dari tim dan juga Robin dan Dries. Kami benar-benar ingin meraih kemenangan ini setelah gagal di Le Mans dan Monza. Saya sangat senang akhirnya bisa mewujudkannya,” ujar Sean.

“Balapan yang menarik dan mengasyikkan. Sean melakukan start dengan sangat baik untuk kemudian membuka jarak, sementara Dries mempertahankan level performa tim. Dan saya sempat khawatir ada vibrasi di mobil, tapi setelah tahu semua aman saya bisa membawa mobil hingga finis,” kata Robin. (mimbar-rakyat) 

Apa yang dialami Sean di Fuji Speedway pada 2016?

Kendati menjalani debut bagus di ajang FIA WEC kategori LMP2 dengan finis di urutan keempat, tapi Sean Gelael mengaku belum puas dan ia merasa seharusnya ia bersama rekannya Antonio Giovinazzi dan Giedo Van Der Garde mendapatkan tempat di podium pada balapan yang digelar di Sirkuit Fuji Speedway, Jepang, Minggu (16/10/2016).

Sean menyatakan, dari balapan itu dia mendapat banyak pelajaran terutama bagaimana memanajemen waktu dan memahami strategi balapan hingga usai.  

Sean dan rekan setimnya di 6 Hours of Fuji pada 2016. (dok.mr)  

“Finis keempat sudah cukup bagus. Namun kalau ditanya kepuasan tentu kami ingin mendapatkan hasil yang lebih bagus. Mudah-mudahan pada balapan berikutnya di Shanghai dan Bahrain kita bisa ambil podium,” ujar Sean.

Trio pembalap Jagonya Ayam KFC Indonesia ini tampil dengan bendera tim Extreme Speed Motorsport.

Antonio, yang mencatat waktu tercepat tim dalam sesi kualifikasi, tampil sebagai pebalap pertama.

Pebalap asal Italia ini menunjukkan performa bagus dengan langsung menyodok ke posisi kedua selepas tikungan pertama.

Posisi itu bisa dia pertahankan sampai 45 menit balapan berjalan dan masuk pit stop. Pada pit stop pertama itu, Antonio diganti Giedo yang akan menjalani balapan selama 90 menit ke depan dengan sekali pit stop dan pergantian pebalap.

Namun, sayangnya proses pergantian pebalap tidak berjalan mulus. Mesin mobil sempat mati karena masalah elektronik. Sialnya, saat mobil berjalan indikator batas kecepatan di pit line belum berfungsi. Giedo pun mendapat hukuman penalti 20 detik.

Sean melanjutkan balapan 90 menit berikutnya. Sean tampil konsisten dengan kecepatan rata-rata per lapnya 175 kilometer per jam. Perlahan Sean bisa mengejar ketinggalan yang kemudian dilanjutkan Antonio.

Saat finis mereka hanya berselisih 23 detik dari pebalap ketiga dari tim Signatech Alphine, 49 detik dari pebalap kedua dari tim RGR Sport dan 51 detik dari sang juara tim G-Drive Racing. Sementara kehilangan waktu mereka akibat penalti dan masalah elektrik sekitar satu menit sepuluh detik.

“Ya memang sangat disayangkan. Jika melihat catatan waktu pebalap di depan kita bedanya sangat dekat. Andai kita tak kehilangan waktu, setidaknya podium bisa kita dapatkan,” kata Ricardo Gelael, pemilik tim Jagonya Ayam.

Meski demikian, Ricardo mengaku cukup puas dengan penampilan tiga pebalapnya secara keseluruhan. Apalagi ketiga pebalap ini baru pertama kali tampil di ajang WEC dan sekali menjajal sirkuit Fuji Speedway.

Balapan FIA WEC untuk kategori LMP2 dikuti 11 tim. Beberapa tim diperkuat sejumlah mantan pebalap F1 seperti Bruno Senna, Will Stevens, Vitaly Petrov, Roberto Merhi dan Giedo. Will Stevens memimpin tim G-Drive yang memenangi balapan ini.

Selain LMP2 balapan ini juga diikuti kategori LMP1, GT Pro, dan GT Amatir. Dengan demikian total ada 32 tim yang membalap secara bersamaan. Secara keseluruhan balapan berjalan lancar dan tidak banyak insiden.  (mimbar-rakyat) 

Nah, pada 8-10 September 2023, Sean kembali tampil di kejuaraan 6 Hours of Fuji di Fuji Speedway, merupakan putaran keenam kejuaraan FIA WEC 2023. Ia akan berusaha mengulang sukses tahun lalu bersama Ferdinand Habsburg dan Robin Frinjs, membela tim WRT 31.

Pendukungnya sudah tak sabar menanti. Hanya doa lah yang dipanjatkan. Selamat berjuang Sean.  We wait and see!  

oOo