Team Principal WRT Vincent Vosse, mengatakan, “Laga akhir minggu di Qatar amat ketat. Di kelas GT, pebalap kami melakukan laga keras. Kru kedua mobil melakukan kerja bagus dan sempurna, padahal ini merupakan laga pertama.”
Pada balapan putaran pertama kejuaraan dunia ketahanan FIA WEC 2024 yang berlangsung di Sirkuit Lusail Qatar, Sabtu 3/4/2024, Sean Gelael bersama rekan setim Augusto Farfus (Brazil) dan Darren Leung (Inggris), turun di kelas LMGT3 mengendarai BMW M4, finis di urutan keenam (P6).
Pada mobil lain di tim yang sama, rekan lama Sean, Valentino Rossi bersama Maxime Martin (Belgia) dan Ahmad Al Harthy (Oman) berada di P4.
Vince melanjutkan, “Terus terang, finis di P4 dan P6, merupakan hasil bagus, tetapi itu bukan yang kami inginkan. Tidak pernah terbayang bila kita mengetahui dapat membalap dengan bagus tanpa melakukan kesalahan tetapi tidak mendapatkan podium. Pada akhirnya, kita mengetahui ada sesuatu yang harus diperbaiki agar bagus pada laga berikutnya.”
Kelas LMGT3 adalah kelas baru pada kejuaraan FIA WEC, menggantikan kelas LMP2 dan Sean pertama kali tampil menggunakan mobil BMW M4 di kejuaraan itu, kendati sudah beberapa kali mengendarainya, termasuk ketika naik podium bersama Rossi di kejuaraan Dunia 24 jam 2023.
Jalannya lomba
Di kategori LMGT3 laga di Sirkuit Lusail Qatar itu , Sean Gelael tampil heroik karena berhasil mengatasi kendala sejak start dari P14 dan finis di P6.
Darren Leung menjadi pebalap pertama WRT 31. Dari P14, pebalap Inggris ini melakukan start dengan mulus tanpa insiden walau posisinya tak banyak berubah. Saat masuk pit, dia di P13 dan setelah selesai mendapat keuntungan karena jadi berada di P9.
Setelah itu kemudi pindah ke Sean, kerja keras dimulai karena dia diwarisi P11. Sean menyusul beberapa pebalap, Esteban Masson (Akkodis ASP Team), lalu Rui Andrade (TF Sport), Michelle Gatting (Iron Dames), dan bahkan Ahmad Al Harthy dari WRT 46 yang start dari P9. Sean menyerahkan kendali lomba kembali ke Leung dari P6.
Leung mempertahankan posisi itu, kemudian memberikan jatah menyetir kepada Augusto Farfus.
Di tangan Farfus, posisi WRT 31 sempat berada di P4, di mana di antaranya dia menyusul Thomas Flohr (Vista AF Corse). Secara umum posisi WRT 31 memang saat itu sudah aman pada kisaran P4 hingga P6.
Drama terjadi ketika kendali berpindah dari Farfus ke Sean. Pada stint pertama di malam hari, dia pakai ban baru yang dalam rencana digunakan untuk dua stint. Pada stint awal itu masih mulus. Hanya di stint kedua bannya cepat aus karena dipakai fight dengan dua mobil di depannya yang sebenarnya tidak berebut posisi dengannya.
Pemandangan horor pun terjadi di mana Sean yang tadinya berpeluang menyusul Valentino Rossi (WRT 46) malah kemudian melorot terus.
Bannya sudah sangat aus dan dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya ingin menyelamatkan mobilnya bisa masuk ke pit dan berganti ke Farfus dengan ban baru. Saat itu, selisih WRT 31 dengan P4 dan bahkan P5 sudah terlalu jauh.
“Saya terkena traffic, ada dua mobil di depan saya yang tak memberi jalan sampai beberapa waktu dan itu membuat ban saya cepat aus,” kata Sean. “Saya bersyukur bisa finis bagus, P6, dan mobil kami pun tak bermasalah.”
Efeknya, setelah itu Farfus pun tak mampu mengangkat performa WRT 31. Dia memilih untuk mengamankan posisi enam sebagai hasil akhir race awal. “Secara umum performa kami sangat kuat, terutama dua mobil kami di LMGT3,” demikian komentar resmi tim WRT seusai lomba.
Tentang ausnya ban dalam satu perlombaanm pengamat olahraga otomotif Arief Kurniawan mengatakan kepada penulis, “banyak faktor yang bisa memengaruhinya.”
“Bisa karena ban sudah terpakai lama. Bisa juga karena ngerem keras. Bisa juga karena lama di belakang mobil lawan,” kata Arief.
Sean dan Rossi dalam komentar mereka usai lomba ada mengatakan, mereka mengalami “traffic”.
Arief menjelaskan, yang dimaksud kedua pebalap itu dengan istilah “traffic” adalah banyak mobil yang berada di bagian depan mereka.
Ini komentar Sean usai lomba. “Saya terkena traffic Ada dua mobil di depan saya tak memberi jalan sampai beberapa waktu dan itu membuat ban saya cepat aus.” Sedangkan Rossi berujar, “Saya senang sejak awal lomba kami ada di Top 5. Saya sendiri masih beradaptasi dengan traffic, terutama oleh keberadaan mobil-mobil Hypercar yang sangat kencang.”
Sean dan Rossi serta teman setim mereka – termasuk Vincent – mengatakan lomba putaran pertama ini merupakan pembelajaran amat berharga bagi mereka serta timnya.
“Banyak hal positif serta data-data teknis yang kami dapatkan dan akan menjadi bahan kajian dan perbaikan untuk perlombaan berikutnya. Tapi dari sisi jalannya lomba, tidak ada masalah dan kru kedua mobil cukup bagus, baik ketika sedang race mau pun saat di pit lane,” kata Vincent.
Sean pun tetap dengan semangat besar mengatakan, lomba yang dilakoninya di awal tahun ini, setidaknya amat berguna untuk menambah jam terbangnya. “Saya juga bersyukur bisa finis bagus, P6, dan mobil kami pun tak bermasalah.”
Leung pun dengan tegas mengatakan,” Saya terakhir kali pernah finis P6 di awal musim, tapi saya lalu meraih gelar juara umum pada akhirnya.”
Lomba diketahui hasilnya memang pada putaran akhir, di penghujung tahun, seperti diungkapkan Sean Gelael, dalam satu kejuaraan penentunya “bukanlah bagaimana startnya, melainkan bagaimana finisnya.
Nah, para pendukung Sean dan pecinta olahraga balap, laga ketahanan putaran berikutnya akan berlangsung di Imola, Italia, pada 21 April 2024” (***)